Ratapan ku
Kulangkahkan
kaki menuju pondok kecil
Dengan
rasa bangga dan haru
Ku
bawakan secarik kertas
Berisikan
nilai terbaikku
Kan
ku hadiahkan untuk ibu
Tetapi
langkahku terhenti
Kulihat
bendera kuning
Menyingsing
disudut genting
Dengan
ramai orang berdatangan
Dalam
hening tak bergeming
Kubertanya
siapa yang tiada
Baru
selangkah kakiku berjalan
Ku
disambut dengan peluk
Dan
isak tangis adik-adikku
Pada
mereka kubertanya
Dan
jawabnya ibu tlah pergi
Bagai
petir disiang bolong
Ku
berlari memeluk jenazah ibuku
Yang
terbujur kaku dalam
Balutan
kain putih
Kupandang
wajahmu ibu
Kubayangkan
senyummu
Ku
ingat belaian kasihmu
Terdiam
ku terpaku
Tak
sanggup kuingat
Berapa
besar dosaku padamu
Ya
illahi yaa rabbi...
Ampuni
aku ibu
Semalam
kau titipkan
Pesan
itu sayu
Kenapa
sekarang berlaku
Tak
sempat ku memohon ampun
Tak
sempat ku ucapkan rasa terimakasihku
Tak
sempat ku ucapkan rasa sayangku
Disudut
sana kulihat
Wajah
kecil adik-adikku
Yaa
rabb. . .
Tak
sanggup ku menahan bulir bening
Di
pelupuk mata
Hatiku
kering
Bagaikan
ranting
Yang
terusing oleh deru angin
Kini
dibawah langit biru
Yang
berpilar diatas sana
Ku
hanya bisa berdoa
Agar
kau tenag di alam sana
Comments
Post a Comment